Berbicara mengenai perilaku anak-anak.
Perilaku itu beraneka ragam. Sungguh beraneka.
Mulai dari yang paling baik hingga yang paling buruk.
Kenapa sih ada yang paling buruk dan paling baik? Apa bedanya? Toh juga kita sama-sama manusia, sama-sama anak-anak.
Menurutku, baik tidaknya perilaku anak tergantung dari bagaimana lingkungan keluarganya, bagaimana orang tuanya.
Kenapa selalu kembali ke keluarga? Kembali ke orang tua?
Karena sejatinya, keluarga adalah tempat pertama pembentukan karakter individu. Pembentukan karakter ini bermula dari hubungan suami dan istri, hubungan kedua orang tua.
Menurut banyak orang, keluarga adalah tempat ternyaman yang pernah ada di dunia ini.
Keluarga adalah pelindung dari kejamnya dunia dan kehidupan.
Jika mempertanyakan "apa itu keluarga?" Pada seluruh orang, mungkin jawabannya akan sama. Keluarga adalah segalanya.
Tapi bagaimana jika suatu waktu, keluarga yang menurut kita adalah tempat ternyaman untuk pulang, malah menjadi sebaliknya?
Jika tempat teraman dan ternyaman saja bisa menjadi sebaliknya, ingin berpulang kemana lagi?
Orang bilang, didalam keluarga, sosok orang tua lah yang paling penting. Apapun yang terjadi, jadikanlah orang tua sahabatmu, jadikanlah mereka temanmu berbagi dan jadikanlah mereka tempatmu tuk beristirahat.
Tetapi, bagaimana jika ada orang tua yang terlalu dingin sikapnya terhadap anak-anak ??
Bagaimana dengan orang tua yang terlalu keras dengan anak ??
Kepada siapa anak akan berkeluh kesah ? Bercerita dan berbagi ? Sedangkan tempat ternyaman dan teraman saja menolak untuk mengetahui ?
Terlalu banyak pertanyaan yang tertampung. Yang mungkin untuk seorang anak seusiaku belum tahu jawabannya.
Tapi jujur saja, jika di dunia ini ada sikap orang tua yang seperti itu, kuharap segera berakhir dan berubah.
Teruntuk orang tua ....
Sebagai seorang anak, terkadang yang kami butuhkan bukanlah sekedar materi.
Tetapi juga perhatian dan kasih sayang.
Tempat untuk berbagi dan beristirahat dari penatnya dunia.
Pahamilah kami, jika suatu waktu kami tak dapat memenuhi keinginan dan harapa kalian. Bukankah setiap anak memiliki bakat dan kesanggupan yang berbeda-beda??
Tolong jangan bandingkan kami dengan mereka yang jauh lebih bisa. Jika ingin tahu, rasa dibandingkan tidaklah enak.
Yang kami butuhkan saat sedang patah semangat adalah sebuah perhatian dan kepedulian. Bukannya bentakan keras yang menyakitkan dan mengecewakan.
Dan terakhir, saat kami tak bisa melakukan apapun yang kalian harapkan, tolong jangan mengatai kami, tolong jangan menyumpahi kami.
Marahnya kami karna hal sepele, bukannya suatu hal yang wajar untuk anak seusia kami?
Marahnya kami karena kami belum sedewasa kalian para orang tua. Marahnya kami karena kami belum memiliki emosi yang stabil seperti kalian, yang bahkan masih banyak orang tua yang memiliki emosi tak stabil seperti kami.
Marahnya kami karena kami belum bisa sebijak pemikiran orang tua.
Dan marahnya kami, karena pemikiran anak-anak dengan orang tua itu berbeda.
Hati yang pemikiran anak tak sekuat milik orang tua. Anak-anak ini masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Yang dimana jika tersakiti sekali saja, maka itu akan menjadi luka berupa kerusakan mental kecil untuk kami.
Jika kami salah, bukankah tak perlu sarkastik saat menegur ?
Bukankah semua dapat dilakukan dengan baik-baik ?
Untuk sejauh ini, di zaman seperti ini, keinginan dari kami para anak mungkin sama, kami ingin kembali menjadi anak kecil yang dapat setiap saat merasakan kehangatan dari kalian.
Sekali lagi tak ada anak yang paling baik dan tak ada anak yang paling buruk.
Kita semua sama, sama-sama anak dan sama-sama manusia. Yang membedakannya hanyalah, bagaimana cara kami di didik dan bagaimana pemenuhan kebutuhan psikologis kami.
Perilaku itu beraneka ragam. Sungguh beraneka.
Mulai dari yang paling baik hingga yang paling buruk.
Kenapa sih ada yang paling buruk dan paling baik? Apa bedanya? Toh juga kita sama-sama manusia, sama-sama anak-anak.
Menurutku, baik tidaknya perilaku anak tergantung dari bagaimana lingkungan keluarganya, bagaimana orang tuanya.
Kenapa selalu kembali ke keluarga? Kembali ke orang tua?
Karena sejatinya, keluarga adalah tempat pertama pembentukan karakter individu. Pembentukan karakter ini bermula dari hubungan suami dan istri, hubungan kedua orang tua.
Menurut banyak orang, keluarga adalah tempat ternyaman yang pernah ada di dunia ini.
Keluarga adalah pelindung dari kejamnya dunia dan kehidupan.
Jika mempertanyakan "apa itu keluarga?" Pada seluruh orang, mungkin jawabannya akan sama. Keluarga adalah segalanya.
Tapi bagaimana jika suatu waktu, keluarga yang menurut kita adalah tempat ternyaman untuk pulang, malah menjadi sebaliknya?
Jika tempat teraman dan ternyaman saja bisa menjadi sebaliknya, ingin berpulang kemana lagi?
Orang bilang, didalam keluarga, sosok orang tua lah yang paling penting. Apapun yang terjadi, jadikanlah orang tua sahabatmu, jadikanlah mereka temanmu berbagi dan jadikanlah mereka tempatmu tuk beristirahat.
Tetapi, bagaimana jika ada orang tua yang terlalu dingin sikapnya terhadap anak-anak ??
Bagaimana dengan orang tua yang terlalu keras dengan anak ??
Kepada siapa anak akan berkeluh kesah ? Bercerita dan berbagi ? Sedangkan tempat ternyaman dan teraman saja menolak untuk mengetahui ?
Terlalu banyak pertanyaan yang tertampung. Yang mungkin untuk seorang anak seusiaku belum tahu jawabannya.
Tapi jujur saja, jika di dunia ini ada sikap orang tua yang seperti itu, kuharap segera berakhir dan berubah.
Teruntuk orang tua ....
Sebagai seorang anak, terkadang yang kami butuhkan bukanlah sekedar materi.
Tetapi juga perhatian dan kasih sayang.
Tempat untuk berbagi dan beristirahat dari penatnya dunia.
Pahamilah kami, jika suatu waktu kami tak dapat memenuhi keinginan dan harapa kalian. Bukankah setiap anak memiliki bakat dan kesanggupan yang berbeda-beda??
Tolong jangan bandingkan kami dengan mereka yang jauh lebih bisa. Jika ingin tahu, rasa dibandingkan tidaklah enak.
Yang kami butuhkan saat sedang patah semangat adalah sebuah perhatian dan kepedulian. Bukannya bentakan keras yang menyakitkan dan mengecewakan.
Dan terakhir, saat kami tak bisa melakukan apapun yang kalian harapkan, tolong jangan mengatai kami, tolong jangan menyumpahi kami.
Marahnya kami karna hal sepele, bukannya suatu hal yang wajar untuk anak seusia kami?
Marahnya kami karena kami belum sedewasa kalian para orang tua. Marahnya kami karena kami belum memiliki emosi yang stabil seperti kalian, yang bahkan masih banyak orang tua yang memiliki emosi tak stabil seperti kami.
Marahnya kami karena kami belum bisa sebijak pemikiran orang tua.
Dan marahnya kami, karena pemikiran anak-anak dengan orang tua itu berbeda.
Hati yang pemikiran anak tak sekuat milik orang tua. Anak-anak ini masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Yang dimana jika tersakiti sekali saja, maka itu akan menjadi luka berupa kerusakan mental kecil untuk kami.
Jika kami salah, bukankah tak perlu sarkastik saat menegur ?
Bukankah semua dapat dilakukan dengan baik-baik ?
Untuk sejauh ini, di zaman seperti ini, keinginan dari kami para anak mungkin sama, kami ingin kembali menjadi anak kecil yang dapat setiap saat merasakan kehangatan dari kalian.
Sekali lagi tak ada anak yang paling baik dan tak ada anak yang paling buruk.
Kita semua sama, sama-sama anak dan sama-sama manusia. Yang membedakannya hanyalah, bagaimana cara kami di didik dan bagaimana pemenuhan kebutuhan psikologis kami.
Komentar
Posting Komentar